Sains
Ada 4 Jenis Gerhana Matahari dan Proses Terjadinya
Dahulu gerhana matahari sempat menjadi fenomena yang ditakuti manusia, saat ini kehadiran fenomena gerhana matahari justru dinantikan oleh masyarakat
TRIBUNKALTIM.CO - Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian masyarakat.
Meski dahulu gerhana matahari sempat menjadi fenomena yang ditakuti manusia, saat ini kehadiran fenomena gerhana matahari justru dinantikan oleh masyarakat.
Berikut beberapa hal mengenai gerhana matahari yang perlu Anda ketahui.
Proses terjadinya gerhana matahari
Gerhana matahari terjadi saat bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.
Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari.
Ketika bumi, bulan, dan matahari sejajar, bayangan bulan jatuh di bumi menutupi matahari.
Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra).
Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari, karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan.
Sementara mereka yang berada di daerah yang dilalui penumbra, masih dapat melihat sebagian sinar matahari.
Jenis gerhana matahari
Gerhana matahari biasanya tidak begitu saja terjadi, tetapi terjadi dengan beberapa perbedaan, karena memilik ragam jenisnya. Berikut jenis gerhana matahari:
1. Gerhana matahari total (GMT)
Gerhana matahari total (GMT) adalah salah satu fenomena langit yang jarang terjadi. Sehingga, kehadiran gerhana matahari total selalu dianggap spesial.
Saat gerhana ini terjadi, diameter matahari 864.000 mil sepenuhnya 400 kali lebih besar dari satelit Bumi, Bulan, yang hanya berukuran sekitar 2.160 mil.
Akan tetapi bulan juga kebetulan akan berada sekitar 400 kali lebih dekat ke Bumi daripada matahari, rasionya bervariasi karena kedua orbit elips.
Sebagai akibatnya, ketika bidang orbit berpotongan dan jaraknya sejajar, maka bulan baru dapat tampak sepenuhnya, dan menutup piringan matahari.
Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/12/2020), fenomena gerhana matahari total terjadi bergantung pada jarak antara ketiga objek, yakni Bumi, bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari, dan Bulan bergerak dalam orbit elips mengelilingi Bumi, sehingga jarak antara benda-benda langit ini berubah.
Saat Matahari berada paling dekat dengan Bumi, dan Bulan berada mendekati jarak terjauh, di langit Bulan akan tampak lebih kecil dari Matahari.
Kendati disebut fenomena langka, gerhana matahari total rerata dapat terjadi setiap 18 bulan atau sekitar satu tahun sampai dua tahun, yang terjadi di suatu tempat di permukaan Bumi.
2. Gerhana matahari cincin (GMC)
Berbeda dengan gerhana matahari total, gerhana matahari cincin (GMC) cenderung paling sering atau lebih umum terjadi.
Diberitakan Kompas.com, 6 Juni 2020 lalu, gerhana matahari cincin terjadi saat Matahari, Bulan dan Bumi tepat berada segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.
"Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang pada bagian pinggirnya," dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Halaman selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Selain di Mesir, Mumi Burung juga Ditemukan di Mesir dan Gurun Atacama |
![]() |
---|
Jutaan Burung Dijadikan Mumi, Bagaimana Orang Mesir Kuno Mendapatkannya? |
![]() |
---|
India Berlakukan Embargo Vaksin, Suplai ke Indonesia Dikhawatirkan Tidak Lancar |
![]() |
---|
Mengapa India Melakukan Embargo Vaksin Covid-19? |
![]() |
---|
Rumput Fatimah, Berbahaya bagi Ibu Hamil |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!