Sains
Mengapa Peneliti Menganggap Gempa Bumi Tahun 2010 di Mentawai Sebagai Fenomena Langka?
Ahli geofisika Valerie Sahakian menjelaskan bahwa peristiwa ini termasuk sifat gempa bumi yang aneh.
Mengapa Peneliti Menganggap Gempa Bumi Tahun 2010 di Mentawai Sebagai Fenomena Langka?
TRIBUNKALTIM.CO, WIKI - Para ilmuwan mengatakan, gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Pulau Mentawai, Sumatera Barat, pada 2010 merupakan peristiwa langka.
Usai tsunami dahsyat yang mengguncang Pulau Mentawai tahun 2010, butuh waktu hampir satu minggu untuk mengirimkan bantuan oleh pemerintah kepada korban bencana.
Baca juga: Fakta Letusan Gunung Vesuvius, Musnahkan Kota dan Penduduknya hanya Dalam 15 Menit
Baca juga: Tak Sadar Ada Gunung Merapi, Kota dan Penduduknya Lenyap Seketika
Bencana ini menewaskan 509 orang dan lebih dari 11.000 orang kehilangan rumah mereka. Tsunami yang terjadi memang seperti tidak sebanding dengan besarnya magnitudo gempa.
• Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
• Tidak Ada Megathrust di Selat Makassar, Simak Sejarah Gempa Sulawesi
Namun, gempa itu adalah gempa bumi tsunami. Di mana peristiwa ini merupakan jenis gempa yang relatif ringan dan lambat, yang tidak biasanya menghasilkan gelombang tsunami yang besar.
Dari analisis terbaru, data menjelaskan a
Baca juga: Benarkah Tsunami Aceh 2004 Akibat Senjata Thermonuklir? Teori Konspirasi Muncul Kembali
pa yang terkait mengenai jenis gempa yang jarang terjadi tetapi mematikan.
Apa menariknya gempa bumi di Pulau Mentawai?
Dilansir Washington Post, Sabtu (11/1/2020), ahli geofisika Valerie Sahakian mengaku tahu kenapa banyak orang yang tidak sempat menyelamatkan diri dan tidak merasakan gempa saat kejadian.
Dalam tulisannya, Sahakian menjelaskan bahwa peristiwa ini termasuk sifat gempa bumi yang aneh. Keanehan yang dimaksudkan ialah karena gempabumi itu lambat
tetapi menghasilkan jumlah energi yang lebih besar daripada gempa lain dengan kekuatan yang sama.
Baca juga: 5 Letusan Gunung Paling Dahsyat di Indonesia, Ada yang Setara 10 Ribu Bom Atom
Hal itu terjadi karena gempabumi tersebut terjadi di sedimen lunak dekat dengan dasar laut di zona subduksi atau daerah di mana satu lempeng di bawah daripada lainnya.
Sehingga, gempa bumi itu menciptakan lebih banyak pergerakan daripada gempa yang terjadi di hard rock.
Lalu, karena gempa bumi tidak bergoyang seperti gempa biasa, orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka perlu mengungsi?
• 11.000 Ilmuwan Sepakat, Perubahan Iklim Sudah Darurat dan Global
• Krisis Iklim Picu Bencana di Dunia, Apa yang Harus Dilakukan?
Para ilmuwan telah mempelajari gempa-gempa ini untuk sementara waktu, tetapi belum ada catatan yang hampir sama seperti gempa bumi di Mentawai pada tahun 2010 tersebut.
Ada Sejarah Lindu Kuat di Sana Distribusi dislokasi, deformasi, penjalaran tsunami dan tinggi tsunami maksimum akibat gempa Mentawai 2010 (Yue dkk).
Setelah menganalisis data dari gempa, Sahakian mengatakan, dia pikir mungkin bagi para peneliti untuk menggunakan sumber data yang tidak terduga untuk mengidentifikasi gempa bumi tsunami.
Pengukuran suatu hari nanti bisa memungkinkan para ilmuwan untuk memperingatkan penduduk untuk berlindung atau mengungsi sebelum terlambat.
"Kami pikir kami telah menemukan cara baru untuk mengidentifikasi gempa tsunami di masa depan, lebih cepat," tulis Sahakian.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!