Flora dan Fauna
Masih Satu Keluarga, Ini Perbedaan Pesut dan Lumba-lumba
Penjelasan Peneliti LIPI Peneliti LIPI bidang Zoologi Yuli Fitriana menjelaskan pesut Mahakam merupakan keluarga lumba-lumba dengan family Delphinidae
Masih Satu Keluarga, Ini Perbedaan Pesut dan Lumba-lumba
TRIBUNKALTIM.CO - Peristiwa langka terkait perilaku pesut di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, menjadi sorotan hangat warga net di media sosial, khususnya twitter.
Dalam rekaman yang beredar, video tersebut merekam binatang yang menyerupai lumba-lumba berenang secara agresif dan meloncat-loncat di sungai.
• Momen Langka, Lumba-lumba Terlihat di Sungai, 13 Mil dari Laut Cambridgeshire
• VIDEO - Puluhan Ribu Penyu Tertangkap Kamera Drone, Sedang Bermigrasi ke Australia
Lantas, benarkah pesut Mahakam mulai punah, dan apa bedanya dengan lumba-lumba?
Penjelasan Peneliti LIPI Peneliti LIPI bidang Zoologi Yuli Fitriana menjelaskan pesut Mahakam merupakan keluarga lumba-lumba dengan family Delphinidae.
"Kalau kita nyebut pesut Mahakam berarti subpopulasi yang ada di Indonesia khususnya di Kalimantan," ujarnya pada Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
Lanjutnya, pesut Mahakam dengan nama latin Orcaella brevirostris tak hanya ada di Indonesia.
Pesut Mahakam juga tersebar di Bangladesh, India, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Saat ditanya terkait perbedaan pesut Mahakam dengan lumba-lumba, imbuhnya tidak hanya moncong dan lehernya yang fleksibel.
Jadi terlihat agak kusut di bagian belakang kepalanya.
Pesut Mahakam menurutnya juga memiliki bentuk kepala menonjol dengan dahi yang panjang.
"Kepala dan wajahnya lebih mirip paus beluga (Delphinapterus leucas) daripada lumba-lumba pada umumnya," kata dia.

Hampir punah
Mengenai punah tidaknya pesut Mahakam, Yuli menjawab bahwa pesut memang hampir punah.
"Pesut Mahakam belum punah tapi kalau statusnya di IUCN critically adalah endangered, satu step sebelum punah," ujarnya.
Dia juga menjelaskan populasi di Indonesia sudah sangat dekat menuju kepunahan, karena populasi individu dewasa terus turun.
Yuli mengatakan pesut Mahakam sering ditangkap nelayan, sering terjerat di gillnet. Sering terjadi kematian insidental karena satwa ini terperangkap di gillnets.
Menurutnya hal itu menjadi ancaman utama untuk pesut Mahakam. Selain itu gangguan lain juga bisa dari tongkang batu bara yang ada di sungai-sungai.
"Lalu degradasi dari penurunan atau perubahan aliran air tawar ini berpengaruh pada populasi di muara. Polutan berupa minyak, pestisida, limbah industri, debu batubara juga mengganggu populasinya," katanya.
Lanjutnya, pendangkalan di sekitar badan sungai dan muara juga mengancam populasi pesut Mahakam.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!