Ini Alasan Mengapa Kekuatan Militer China di Pulau Buatan Sulit Ditandingi Negara Manapun di ASEAN
Mereka dengan cepat membangun pulau-pulau buatan di sekitar Laut China Selatan, yang salah satunya berdekatan dengan perairan Natuna.
AMTI sendiri pernah merilis citra satelit dari pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross, di mana ketiganya terlihat sudah memiliki landasan sebagai simbol adanya pangkalan udara.

“China memiliki tiga pangkalan udara di Spratly dan lainnya di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel, yang akan memungkinkan pesawat tempur militer China beroperasi ke hampir seluruh Laut China Selatan,” kata AMTI. “Hal serupa juga berlaku pada jangkauan radar China.”
Tak hanya itu, AMTI juga menyebutkan bahwa China telah memasang rudal HQ-9, sebuah rudal permukaan-ke-udara pada salah satu pulau dan rudal anti-kapal laut.
Selain itu, China juga juga telah dibangun hanggar untuk 72 pesawat tempur dan beberapa peluncur bom yang lebih besar.
Direktur AMTI, Greg Poling, mengatakan gambar menunjukkan antena radar baru di Fiery Cross dan Subi.
Total 7 pangkalan militer
Dengan pangkalan militer tersebut saja sudah membuat seluruh kawasan Laut China Selatan seolah sudah berada dalam kekuasaan China.
Namun, meski demikian, China ada kenyataannya dianggap masih belum merasa benar-benar kuat secara militer.
Hal ini setidaknya jika merujuk pada pernyataan Komando Pasifik AS, Admiral Harry Harris pada Februari 2018.

Saat itu, Harris menyebut bahwa China ingin menegaskan kedaulatan de facto mereka di wilayah Laut China Selatan.
China Larang Ekspor Jet Tempur Siluman J-20, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Mampukah Jet Siluman J-20 Buatan China Mengalahkan Dominasi F-22 Raptor? |
![]() |
---|
Kapal Perang AS Beri Sinyal, Tantang China dengan Berlayar ke Kepulauan Laut China Selatan |
![]() |
---|
Indonesia Disebut Bisa Jadi Penengah Ketegangan AS-China di Laut China Selatan, Apa Alasannya? |
![]() |
---|
Bersiap Hadapi China, Taiwan Bikin Armada "Pembunuh Kapal Induk" |
![]() |
---|