Budaya
Apa Itu Imlek dan Apa Tujuan dari Perayaannya?
Adapun, Hari Raya Imlek berlangsung selama 15 hari dengan hari terakhir disebut Cap Go Meh atau hari penutup perayaan tahun baru.
Apa Itu Imlek dan Apa Tujuan dari Perayaannya?
TRIBUNKALTIM.CO – Pergantian Tahun Baru China atau Hari Raya Imlek, sebutan yang digunakan masyarakat Tionghoa Indonesia, tahun ini jatuh pada Jumat (12/2/2021).
Guru Besar Studi China Universitas Indonesia Hermina Sutami mengatakan, perayaan Imlek adalah perayaan untuk menyambut awal musim semi.
Adapun, Hari Raya Imlek berlangsung selama 15 hari dengan hari terakhir disebut Cap Go Meh atau hari penutup perayaan tahun baru.
Baca juga: Berbeda dengan Negara Asalnya, Mengapa Tahun Baru Cina di Indonesia Disebut Imlek?
Baca juga: 8 Hal yang Dianggap Tabu untuk Dilakukan saat Perayaan Imlek
Satu hal unik terkait perayaan tersebut adalah penyebutan nama Imlek tidak berlaku di China atau warga keturunan China di negara lain.
“Kalau di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Malaysia, dan Singapura, mereka tidak kenal dengan kata Imlek. Meskipun banyak penduduk tiga negara tersebut adalah orang Hokkian dan Imlek ada bahasa Hokkian,” kata Hermina saar ditemui Kompas.com, Selasa (21/1/2020).
Terkait dengan perayaan untuk menyambut awal musim semi, Marcus A.S dalam bukunya yang berjudul “Hari-Hari Raya Tionghoa” terbitan Suara Harapan Bangsa menyebutkan, dahulu orang Tionghoa akan mengucapkan “Sin Cun Kion Hi”.
Baca juga: Makna di Balik Sembahyang Arwah Leluhur Jelang Tahun Baru Imlek dalam Budaya Tionghoa
Baca juga: Mengapa Lampion Identik dengan Perayaan Tahun Baru Imlek? Ini Penjelasannya
Namun sejak kemunculan beberapa filsuf, perayaan Imlek dikaitkan dengan nilai-nilai moral dan keagamaan.
Merayakan Imlek dengan sembahyang
Sejak kemunculan para filsuf, Hermina mengatakan bahwa hingga kini penyambutan perayaan Imlek juga ada persembahan yang bersifat ritual.
Penganut Tridharma, seperti Konghucu, Taoisme, dan Buddha melakukan sembahyang sembari menyajikan makanan untuk Tuhan yang disebut sebagai Thien (Tian).

Hingga kini, upacara yang bersifat ritual tersebut masih dilakukan oleh para penganut Tridharma. Namun, perayaan yang terikat dengan unsur agama sebenarnya tidak terjadi saat China pertama kali berdiri.
“Dulu masyarakat negara RRT masih belum menganut agama apa pun. Oleh karena itu, Imlek hanya sekadar perayaan menyambut tahun baru tanggal satu di bulan satu menurut penanggalan lunar,” tutur Hermina.
Berbicara tentang perayaan Imlek yang terikat unsur agama, masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa yang sudah berpindah agama merayakan pergantian Tahun Baru China untuk bersenang-senang saja.