Hari Ini
Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi di Gujarat Tewaskan 20.000 Orang
Korban tewas mencapai 20.000 jiwa. Federasi Kamar Dagang India (FICCI) menaksir kerugian mencapai 150 miliar rupee atau setara 3,3 miliar dollar AS.
Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi di Gujarat Tewaskan 20.000 Orang
TRIBUNKALTIM.CO, WIKI - Hari ini 19 tahun lalu, gempa 7,9 SR mengguncang Gujarat, India barat pada 26 Januari 2001.
Korban tewas mencapai 20.000 jiwa. Federasi Kamar Dagang India (FICCI) menaksir kerugian mencapai 150 miliar rupee atau setara 3,3 miliar dollar AS kala itu.
Federasi mengungkapkan, meski hampir seluruh fasilitas industri besar selamat dari guncangan gempa, namun tenaga listrik dan jaringan telepon nyaris semua mati.
• Kerap Terjadi Gempa dan Tsunami, BMKG: Kawasan Ini Memang Rawan
• Pulau Sulawesi Diprediksi Bakal Terjadi Gempa Bumi Lagi, Begini Faktanya
Hal itu membuat roda produksi terhenti. Ketua FICCI, Chirayu Amin mengatakan, hanya 20 persen dari unit industri di pusat komersial utama Gujarat, Ahmedabad dan Surat, yang masih beroperasi.
"Kedua daerah ini benar-benar hancur," katanya. Puluhan ribu penduduk sudah tidak memiliki rumah dan kehilangan anggota keluarga di Gujarat, akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter itu.
Gempa paling dahsyat Sehari setelah kejadian (27/1/2001), Harian Kompas mencatat, gempa terjadi pada Jumat sekitar pukul 08.46.
Banyak keluarga sedang menghabiskan waktu libur di rumah ketika gempa terjadi. Gempa itu menyebabkan gedung-gedung tua runtuh di negara bagian pantai dan menimbulkan getaran yang dapat dirasakan sampai ke Nepal, Bangladesh, dan Pakistan.
• Peneliti: Gempa Bumi Tsunami Mentawai 2010 adalah Kejadian Langka
• Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
• Tidak Ada Megathrust di Selat Makassar, Simak Sejarah Gempa Sulawesi
Sejumlah bangunan di Ahmedabad, kota utama di negara bagian Gujarat itu, roboh berantakan, menewaskan atau menutupi sejumlah keluarga yang sedang berada di rumah merayakan hari libur umum.
Badan Meteorologi India mengatakan gempa itu adalah yang paling dahsyat melanda daerah itu dalam setengah abad terakhir.